Senin, 15 Oktober 2012

Selayang Pandang II

Karena rapuh bukan untuk cibiran, karena kuat bukanlah kebanggaan dan pameran. Manusiawi penuh dengan kedinamisan.
lantas, apa fungsi pikiran kita yang selalu ada untuk mengurai kausalitas peristiwa? karena berdiam itu cuma kepalsuan.

karena sejarah itu merekam, maka jangan salahkan aku mengingatnya. Melupa itu cara, tapi menjadi lupa itu proses.

kesalahan itu diperbaiki bukan berdiam mati. bukan mengumpat. karena dosa sejarah harus diungkap bukan selalu kau diskusikan.

dan hidup bukan menebak laiknya lotre, belajar sejarah untuk memprediksi, bukan melakukan ulang kesalahan yang picisan

kenapa tidak kita telanjangi dulu pikiran kita, agar kita tak selalu menghakimi satu sudut.

Selayang Pandang

Dia yang kita sayangi yang paling sanggup melukai

Antika

Gadis berdarah Palembang, membuatnya sangat jong sumatera, cara tingkah lakunya pun jauh dari kejawaan. Bobotnya sangat dinamis, kadang kurus dan kadang gendut. Namun, kali ini dia sedang berbobot gendut. Kebiasaannya seperti tikus dapur keluar di malam hari untuk membangunkan pembantunya menghidangkan makanan laiknya seorang putri dan itu selalu dikerjakan setiap malam.

Sahabatku tipikal ini sangat jarang ditemui dimanapun suaka margasatwa. Kehidupannya benar-benar laiknya seorang putri raja. Untuk anak kuliahan sepertiku sangat jauh berbeda semuanya. Dari pola hidup yang serba boros dan barang-barang yang bersifat glamour. Kesukaannya dan kefanatikannya tehadap Syahrini, membuatnya dipanggil Syahrini wanna be oleh teman-teman yang lain. Atau sering juga dipanggil Princess. Bayangkan saja dia mampu mengeluarkan satu juta per hari nya. Huh, untunglah dia anak orang berada. 

Namun, dia sangat jauh berbeda dengan anak "tajir" lainnya. Persahabatan yang aku jalin dengannya dan teman satu genk ku Comel namanya, jauh dari kehidupan anak gaul jakarta pada umumnya. Kami masih tahu norma. Antika orang berada, tetapi dia tidak seperti anak liar jakarta yang kerjanya hura-hura di klub malam, mabuk-mabukkan apalagi merokok. Dia sebenarnya hanyalah anak polos yang belajar glamour dengan otodidak. 

Di genk ini, dialah yang paling terlihat mewah saat hang out ke mall. Seharusnya dia bisa berteman pada wanita-wanita di luar sana dengan gaya sama sepertinya, atau kita sebut wanita sosialita. Akantetapi, dia masih bisa dan sampai saat ini berteman dengan karakter teman yang berbeda-beda. Seperti diriku misalnya, sangat jauh dari kesan mewah. Aku hanya menyukai hal-hal simple dan fungsional. Mungkin akulah wanita tomboy yang berada di genk ini. Antika sangat dermawan. Bagaimana bisa orang kaya itu pelit? Kebiasaannya yang terkadang menyepelekan uang-uang kecil, dianggap "jleb" oleh anak-anak lain. Karena bagi kami anak kuliahan uang recehan itu sangat berguna dan penting, sedangkan antik dihamburkan di setiap sudut kamarnya. Mungkin, dialah salah satu donatur utama dan tetap dalam berlangsungnya organisasi Comel ini. 

Koleksi-koleksi tas bermerk luar, dompet, dan heelsnya berjejeran di kamarnya. Dan, dia selalu bingung jika ditanya, untuk apa ini semua? Dia pasti langsung senyum-senyum dan menjawab "Eh, gak tau". Menarik sekali kan wanita ini. Kebiasaannya pun jauh dari kesan elegan anak gaul jakarta pada umumnya. Dia tidak suka konser mahal jazz ataupun aliran anak muda jaman sekarang seperti katy perry. Dia punya karakternya sendiri di bidang dangdut dan bollywood. Agak norak memang, tapi itulah karakternya. 

Dia memang agak arogan, tempramental, tetapi percayalah bahwa hatinya sebenarnya lebih lembut ketimbang wanita yang bertopeng lembut. Wanita ini orang pertama yang berada di samping saya ketika saya dilanda galau. Dengan amarahnya terlihat lucu memaki, padahal entah bagaimana saya mengartikan itu semua sebagai rasa peduli. Begitulah yang dia lakukan ke teman lain juga. Memang agak sarkas perkataan yang sering dia ungkapkan, tapi percayalah itu hanya gurauan agar pergaulan kita tidak bersifat monoton dan normatif. Kadang memang sedikit egois, tetapi sampai saat ini saya memakluminya sebagai sifat manusia yang bersifat dinamis. 

Saat saya sedang terbuang, dialah orang pertama yang menghujat laki-laki itu. Walaupun sebenarnya, saya tahu dia tak akan melakukan itu semua jika bukan karena saya yang dilukainya. Padahal sampai saat ini saya pun tidak merasa dilukai, saya pun sedang menyelidiki sebenarnya apa yang terjadi dengan laki-laki ini, maka saya tak mau menghujatnya sebelum saya yakin benar dia bersalah. Yang Antika lakukan memang sangat mulia, membela temannya saat terluka. Namun, ada yang lebih membuat saya luka ketimbang itu semua. Pertemanan ini saya perkenalkan olehnya, jika saya terluka biarlah hanya saya yang terluka, jangan dia dan kalian. Biarlah saya yang tak berhubungan, jangan kalian. Saya mungkin terlalu bodoh. Namun, kawan percayalah melupa itu cara tetapi menjadi lupa merupakan proses. Kalian benar-benar tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan rahasia itu masih tertutup hingga kini. Karena saya tahu kotak pandora ini milik saya. Dan selamanya akan tertutup. 

" Karena dendam tak hanya melukai korban tetapi orang yang berada di sekitarnya" 


Tanah Papua: Saya bukan anda

Dan untuk mega-mega kembalilah mendung
Ambillah warna biru itu
Luapkan hujan
Musik berganti lirih

Saya luka
Biasa saja
Usah kawatir
Ini luka berat sudah lama

tak guna obat
bukan butuh tenaga
bukan butuh istirahat
Saya mulai saya gapai hanya bayang merdeka
Di tanah papua

Ambil emas itu
Dan pergilah
Saya  tak jua butuh
pergilah tanpa peluru
biar anak cucu tenang di surga

Mimpi

Gue salah satu perempuan  yang pernah bermimpi tingkat dewa, eh salah dewi. Pengen banget jadi penulis novel yang terkenal banget, tinggal di luar negeri dengan anjing air bud yang lumayan besar dan bulu tebal, serta apartemen pribadi dan mobil pribadi tentunya.
 Kaya gini nih gayanya..


Yah kurang lebih seperti ini lah. rambut bondol dengan baju girly dan simple era tahun 60-an itu udah cukup membuat gue bahagia. haha.. Flat shoes yang sampai saat ini gue takuti memakainya karena betis yang besar ini. Muka bulat, sehingga gak mungkin di bondol rambutnya. Kalo tas macam itu gue pernah punya, tapi ya gitu gue ini sangat tidak resik merawat barang, belum sebulan sudah jebol karena memang yah bawaan gue tiap hari banyak. Buku lah segambreng, laptop, dompet, chargeran, kecuali make up jangan harap ada di tas, ya paling-paling pencuci muka dan minyak wangi itu sudah pasti ada. Belum lagi daleman yang sudah harus ada, karena gimana yah, gue paling sering nginep dan tidur di sembarang tempat jadi daleman itu wajib ada. Yah, paling tidak pentiliner lah. Kalo baju mah woles gak ganti juga :p


Perhatiin deh gaya wanita di atas. Simple tapi tetep eye catching kan. Doi juga gak tetep keliatan maskulin loh. Yah, salah satu impian gue juga adalah menjadi wanita yang girly tapi tetep maskulin. Wanita yang cuma girly ajah itu gak keren, terlihat sangat "enje" banget. Menurut gue, yah sedikit maskulin itu bisa memberikan kesan mandiri dan kuat pada wanita, tetapi inget tetep cantik dan juga cerdas. Karena menurut gue cewek bego itu cuma bisa membuat ilfeel. Hehe :p


Ini wanita, rambutnya liat deh, rambut gue emang keriting tapi bukan kribo yah, tolong digaris bawahi. Rrr.. bikin kesel kalo denger kata-kata itu. Gue mantan dancer, jadi gak mungkin juga lah gue gak bisa mengibas rambut saat ngedance, gak ada kesan sensualnya kalo gak bisa ngibas rambutnya. Rambut gue emang belom panjang, karena pernah botak pas gue sakit, rontok semua rambutnya sampai dua konde. Tapi, gue tekanin lagi sekarang rambut gue udah numbuh, dan tinggal nunggu panjang. Dan, kalo gue jadi keren, jangan nangis yah yang suka ngeremehin gue. Sekarang tinggal nunggu panjang. Siap-siap yah :)




Eng ing eng, yah beginilah wajah gue, sok-sokan seperti hitler dengan nuansa kamera lomo dan selalu black holic, itu juga yang membuat gue menyukai hitam karena punya karakter dan ketegasan. Masih pendek banget kan rambut saya, belum terlalu panjang, tetapi suatu saat gue yakin akan menjadi panjang. Setelah itu gue akan ikut casting syuting film bergenre horor dengan menjadi aktris sebagai kuntilanak. Hihihi :)
#sekian dan terimakasih

Datar

Sesungguhnya bahagia itu cuma kelabu. Aku berjalan, bekerja tapi ketahuilah bahagia itu tak ku temukan hingga kini. Sudah terlalu jauh perjalananku. Aku kini cuma menunggu Tuhan menjemputku. Ketika fisik mati bukan berarti pikiran mati. Tuhan, ambillah aku walau dengan dosa, tak ada pahala yang kuraih. Mungkin surga pun tak bisa mendekat. Namun, tak apalah biar hanya Kau yang mampu menemaniku, biar hanya Kau yang setia di sampingku.