Happy Wednesday
Aku diam diam menyembunyikan bahagia
Sudah pukul 17.00, murid-muridku
nampak masih ingin menyelesaikan film yang aku putar pada kelas jurnalistik.
Sesekali aku bertanya,” masih ingin lanjut?” tanyaku.
“Masih kak,” jawab mereka serentak.
Di kelas tersisa 4 orang anak
yang menunggu jemputan, selebihnya sudah ijin pulang karena sudah dijemput
supir ataupun ada kegiatan pelajaran tambahan di luar. Aku sedari tadi gelisah
menengok jam tangan, handphoneku pun tak ada sinyal. Aku khawatir tidak akan
bertemu Banyu hari ini. Banyu janji akan menungguku pulang sekitar jam 4 di
kampus. Aku takut Banyu pulang. Pasti aku kecewa jika Banyu pulang. Hari ini
akan menjadi hari yang tidak menyenangkan. But,
I am lucky girl. I am happy every Wednesday. I can meet dan talk about everything with him. Thanks God.
Langkah kaki kupercepat, Akhirnya
aku temukan dia sedang asyik menikmati rokok di sela-sela jarinya bersama
kawannya di bawah pohon itu. Senja itu cukup manis, kami memang tak saling tatap,
bercengkeramah seperti biasa tetapi jarak kami dekat dan sangat lama. Hingga
senja muncul dan terlihat sangat indah. Aku hanya tersenyum dalam hati dan
menyimpan bahagia dalam hati.
Ah Tuhan aku mohon perlambatlah
waktu aku ingin berlama-lama dalam posisi ini. Walaupun kita tak berdua tapi
dia sangat dekat.Aku sangat puas menatapnya. Di sana ada salah satu teman
angkatanku dan juga senior yang juga dekat denganku. Kita berempat saling
bercengkeramah dengan santai di senja itu. Fokus ku jelas bukan pada kedua
temanku itu, tetapi fokusku ada di hadapanku. Laki-laki dengan kulit sawo
matang berbaju coklat dan tampak selalu misterius dan biasa. Ya, aku sangat
sangat puas saat itu. Ingin kupotong jarak satu meter ini hingga kita bisa
sangat dekat.
Hingga senja pun kembali pulang,
akhirnya sekitar jam 7 malam kita bergegas pulang. Jelaslah ini waktu yang aku
tunggu-tunggu. Bisa berdua pulang dengan Banyu. Aku jadi ingat pertanyaan
seorang kawanku.
“Kenapa si May setiap hari rabu
pasti lu seneng banget?”
“Bisa ketemu Banyu,”jawabku.
“Emang apa kelebihan Banyu lo
itu si, sampe lu kaya begininya klepek-klepek,” tanyanya lagi.
“Mmm..karena dia biasa ajah.”
“Apa sih gak jelas lo.”
“Ya,karena dia biasa ajah. Dia
itu pas deh pokoknya. Kepribadiannya pas. Gak lebay. Biasa ajah. Penampilannya
juga pas. Biasa ajah. Dan pokoknya dia biasa ajah. Gak banyak gaya, gak
berlebihan. Semua serba pas. “
Mungkin temanku heran bahkan
tidak mengerti apa yang aku maksud. Namun, yang jelas untuk yang satu ini aku
menakarkan rasanya dengan pas. Aku tidak intens
sms dia, karena aku tahu dia pasti punya kesibukkan lain. Aku hanya senang
menatapnya kemudian mendengar suaranya. Selebihnya aku tak mengharapkan apapun.
Karena aku tahu, rasa tidak mungkin dipaksakan. Maka, saat ini aku membiarkan
ritme rasa tetap stabil. Tidak berlebihan tetapi kadang penuh kejutan.
Kuakui aku tak setenang dirinya,
aku kadang ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa aku aku sangat menyayangi
Banyu.Siapapun itu aku tidak peduli. Namun, urung niatku ketika aku tahu bahwa
prinsip Banyu tidak seperti itu adanya. Akhirnya sampai hari ini aku diam-diam
menyembunyikan bahagia di balik sebuah senja yang selalu kita tatap tetapi tak
dapat kita utarakan.
Senja ini senja milik Banyu.
Jika suatu saat Banyu memilih untk pergi meninggalkan Maya itupun tak apa.
Karena rasa bukan dogma, bukan undang-undang. Rasa itu bebas. Maka, aku
menghargai apapun keputusan Banyu. Yang tak bisa bersamaku. Walau begitu, rasa
sykur ku kepada Tuhan tak akan henti henti kupanjatkan karena mencintai Banyu
bukan batu loncatan, bukan pelampiasan. Mencintai Banyu adalah mencintai air.
Air yang dibutuhkan semua orang. Air yang tak bisa dipatenkan. Seperti itu aku
mencintai Banyu.
“Emang lu maunya Banyu gimana
May?” tanya Fauza.
“Tidak ada,” jawabku.
“Lah lu suka masa gak mau jadian
si?”
“Tujuanku adalah mencintai bukan
dicintai. Mencintai itu hak tetapi dicintai adalah bonusnya. Aku tak pernah
paksakan apapun. Aku hanya ingin dibebaskan mencintai. Jika suatu saat Banyu
pun membalas rasa itu, tentu bahagia sekali hatiku. Namun, itu bukan
satu-satunya tujuan.” Jawabku.
Dan selamat hari rabu Banyu. Aku sayang kamu J