Rabu, 24 Oktober 2012

Kangen


Segala sesuatu memiliki makna_Barthez

Lucu sekali hari ini, aku mencoba mengutak atik laptopku yang sedari tadi aku nyalakan untuk mengerjakan sebuah tugas deadline dari Transformasi. Aku sangat-sangat tak karuan membuka setiap folder, yang masing-masing aku berikan nama aneh-aneh sebagai penanda. Barthez dalam bukunya “emporium of sign” pernah mengemukakan bahwa manusia itu dikuasai oleh tanda-tanda, maka seperti aku, aku menandai setiap folder penting di laptopku dengan caraku sendiri. Kadang hanya ada angka saja bahkan kata-kata cenderung gila. 

Aku buka satu persatu folder itu, seingatku aku meletakkan semuanya di satu folder itu. Oh, my Lord tolonglah aku, ijinkan aku menemukannya. Aku tak ingin apa, aku tak ingin nyata, tetapi hanya mala mini aku inginkan menemukan folder itu. Laptopku memang baru saja di instal ulang perihal kecerobohanku karena mendownload sembarang aplikasi yang isinya semua menggunakan bahasa inggris yang tak ku mengerti, aku hanya menekan “Yes” dari setiap kata yang berurai panjang tak ku mengerti. Alhasil, laptopku ini tak bisa menyala dan harus di instal ulang. 

Semenjak itu, aku lupa menaruh folder kesayanganku itu dimana. Memang sudah berbulan-bulan aku tak  ingin membukanya, Aku tak ingin membukanya. Tak sama sekali. Semua bercampur dengan ketakutan-ketakutanku. Namnun, entah mengapa malam ini aku ingin sekali menemukannya. Aku ingin sekali menengoknya walau sebentar saja. Aku ingin kepo. 

Setelah beberapa kali berputar-putar di Local Disk C dan D, tak kutemukan juga satu pun pertanda folder tersebut. Ah, sial. Where are you my folder? Mana mungkin satu folder itu bisa hilang. Aku sangat merindukanmu. Aku ingin kau temaniku malam ini. Sekadar menghiburku saat insomniaku menjelang.
Ketika larut memang aku selalu menjamu diriku sendiri dengan berbagai macam kegiatan yang menyebabkan aku tak memiliki rasa kantuk sedikitpun. Aku ingin ditemani oleh folderku itu. Aku ingin dia kembali. Baiklah aku mulai flash back dan mengingat kembali, mengorek-orek ulang ingatanku, siapa tau saja aku mengingatnya. 

Wah, sangat sialan. Bangsat! Aku pecundang, aku pengecut. Aku baru ingat, aku pernah menyuruh temanku untuk menghapusnya kala itu. Bak, air mata yang memang takkan mampu mengalir lagi perihal tingkat kadaluarsanya sudah lewat, airmataku tak mampu keluar, Cuma sesak yang menerpa di dadaku. Aku si pecundang itu, aku yang tak berani sedikitpun mencolek folder itu, menyuruh temanku untuk menghapusnya saat itu. 

Folder itu mungkin sudah menjadi data abstrak yang pernah ada tetapi kini hilang entah dimana. Mungkin, dia telah masuk di dunia kapur Rudi Tabuti, atau mungkin di Rycle Bin. Ah, benar sekali aku buru-buru membuka rycle bin mungkin saja masih tertera di sana. Shit!! Tak ada pula. Semua terhapus. Ulahku. Ini semua salahku. Aku kini hanya menunduk dan mulai memutar otak untuk mengingat semua isi folder itu. Namun, tetap saja aku tak ingin menangis lagi. Lagi-lagi aku tak ingin menangis. Aku hanya ingin menengoknya walau sebentar.

My Lord, andai saja aku bukan si pengecut itu yang selalu saja tampil reaksioner dalam mengatasi masalah itu, mungkin aku takkan menghapusnya. Kini, aku menyesal. Sangat hancur hatiku. Aku bersusah payah mengumpulkan setiap part-part hidupku dalam folder itu semua, hanya untuk mengabadikan sebagian memori yang pernah aku lakukan.

Foto-foto itu entah dimana dia. Video itu. Bahkan semua tentangnya hilang terhapus. Apa ini pertanda aku benar-benar harus menghapusnya dalam hidupku? Ah, sungguh gamblang yang aku tulis malam ini. Tak biasanya aku menulis perihal hati dengan sangat gamblang dan mendayu. Singkat kata, aku merindukanmu setiap waktu setiap denyut setiap nyawa bhakan yang lebih dekat, denyut aliran darahku mungkin juga merindukanmu. Aku ingin memelukmu malam ini. Maafkan aku L

***
 

Senin, 22 Oktober 2012

Telur

 
Sebutir telur tanpa induk. Itulah aku. Aku tak punya induk yang mengeramiku setiap malam, padahal impianku besar jika sudah menetas nanti. Semuanya menghalangiku. Apakah benar aku hanya akan menjadi sebutir telur tanpa menetas tanpa menikah tanpa mampu membuat telur baru? Aku sebutir telur yang habis babak belur tanpa gesture dan akan tetap menjadi penghibur.

Minggu, 21 Oktober 2012

Happy 19 Day


cinta gak bisa milih, apalagi dipaksain, tapi kalo lo bener-bener cinta, kejar terus, perjuangin.
 ibarat lego, gue seperti nemuin part gue yang hilang, bersama dia gue merasa komplit
yang gue takutin adalah ketika gue buka mata gue di pagi hari, gue tahu dia udah gak cinta lagi sama gue